Karina, Juara Putri Anak Indonesia Budaya Bertekad Lestarikan Mainan Tradisional
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Juara Putri Anak Indonesia Budaya 2022 Karina Aliya Afandi mengunjungi tempat wisata Blue Lagoon, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Sabtu (18/3/2023). Ia memperkenalkan sejumlah mainan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia agar tetap terjaga kelestariannya di tengah gempuran mainan berbasis digital.
Karina yang saat ini berusia 13 tahun bermain dengan anak-anak yang tinggal tak jauh dari tempat wisata tersebut serta anak dari kalangan pengunjung Blue Lagoon. Sejumlah permainan tradisional tersebut antara lain Balogo berasal dari Kalimantan. Alat dari mainan ini terdiri atas kayu panjang sebagai pemukul, balok kayu kecil sebagai pelurunya dan sebuah kayu berbentuk tabung sebagai titik incaran. Pemain yang berhasil merobohkan kayu tabung kecil ini keluar sebagai pemenang.
Advertisement
BACA JUGA : Wisatawan Malioboro Diajak Mengenal Permainan
Selain itu permainan tradisional lainnya yang dimainkan seperti paling populer di tanah Jawa, mulai dari Egrang, lompat tali, Yoyo, Bola Bekel hingga Cublak-Cublak Suweng. “Saya paling suka cublak-cublak suweng karena memainkannya tiga orang jadi lebih seru,” kata Karina.
Blue Lagoon dipilih sebagai tempat kunjungan untuk permainan tradisional karena kental dengan kearifan lokal pedesaan, selain itu banyak anak-anak di kawasan tersebut. Karina menilai mainan tradisional sebagai salah satu ciri khas di Indonesia harus terus dikenalkan kepada anak-anak. Tujuannya agar ke depan permainan itu tetap terjaga kelestariannya di tengah gempuran teknologi, di mana anak saat ini lebih banyak bermain gadget.
Sebagai duta Putri Anak Indonesia Budaya, ia merasa memiliki tanggungjawab untuk memperkenalkan mainana tradisional ini kepada lebih banyak anak-anak Indonesia, salah satunya di Sleman. “Banyak saat ini anak lebih senang bermainan gadget dan tidak mengenal permainan tradisional. Melalui bermain secara langsung ini, harapannya anak-anak tetap suka dengan mainan tradisional,” ujarnya.
Ia mengaku sejak kecil telah dikenalkan mainan tradisional oleh orangtuanya. Salah satunya karena mainan tradisional jualah, ia menjadi juara dalam Putri Anak Indonesia Budaya 2022. “Prihatin juga kadang Ketika melihat anak lebih suka main gadget, harapannya mereka bisa mengenal mainan tradisional,” ujarnya.
BACA JUGA : Disbud DIY Gelar Workshop Permainan Tradisional
Aktivis Pelestari Mainan Tradisional Mustofa mengatakan banyak manfaat mainan tradisional, salah satunya membangun pola interaksi dan sosialisasi anak dengan teman-temannya. Sehingga tercipta suatu komunikasi yang baik dan saling peduli antar satu dengan lainnya. Kondisi ini sangat berbeda dengan teknologi yang saat ini berpotensi membuat anak semakin tidak peduli dengan sekitarnya.
Selain itu mainan tradisional dapat membentuk karakter anak, baik dari sisi kejujuran, kerja sama hingga sportifitas, keberanian dan tanggungjawab. Nyaris Sebagian besar mainan tradisional mengandung karakter tersebut. “Sehingga memang banyak sekali manfaat dari mainan tradisional di luar sebagai hiburan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler
- Penasaran Naik Lamborghini di Sirkuit Balap, Ini Simulatornya Pertama di Asia
- Festival Cokelat Nglanggeran Segera Digelar, Bermacam Produk Cokelat Bakal Dihadirkan
- Digelar Lagi, Ini Jadwal Festival Prawirotaman dan Fashion on the Street Prawirotaman
- Ini Dia Surganya Solo Traveler di Asia Tenggara
Advertisement
Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement